Pendidikan

Sabtu, 21 Januari 2012

GENIUS LEARNING sebuah model Pembelajaran


A.   Pengertian
Genius learning adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelligences atau kecerdasan majemuk, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.
Dasar Genius Learning adalah accelerated learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negeri, model pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective Learning. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan. Lalu apa perbedaan antara Genius Learning dengan lainnya? Menurut Adi W. Gunawan, perumus Genius Learning, perbedaannya adalah bahwa Genius Learning telah memasukkan dan mempertimbangkan kondisi masyarakat Indonesia secara umum, kebudayaan bangsa yang sangat beragam, kondisi sosial ekonomi, sistem pendidikan nasional dan tujuan pendidikan yang utama, yaitu menyiapkan anak-anak Indonesia untuk bisa menjalani hidupnya dengan berhasil setelah mereka meninggalkan sekolah formal dan masuk ke Universitas Kehidupan.
Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya “Genius Learning Strategy” ada sembilan prinsip dalam Genius Learning, yaitu:
1.    Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2.    Besarnya pengharapan / ekspektasi berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi
3.    Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantantang tinggi namun dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini otak neo-cortex dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan maksimal.
4.    Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
5.    Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
6.    Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat dapat ditingkatkan.
7.    Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini, yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
8.    Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
                 9. Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan kanan, namun kedua                               belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.


B.   Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran Genius Learning

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan lebih jauh berdasar pada cara kerja otak (yang dijelaskan dalam sekian bab dalam buku Genius Learning Strategy), Adi W. Gunawan menawarkan langkah-langkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai berikut:

1.    Suasana Kondusif

Inti Genius Learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apapun yang diterapkan di dalam kelas akan sia-sia. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal. Untuk menciptakan suasana kondusif ini ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a.  Memenuhi kebutuhan fisik, yang meliputi :
1)    Fisik murid: murid harus dijauhkan dari lapar, kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu dibatasi gerak-geriknya.
2)    Fisik dan fasilitas pendukung ruang belajar: Pengaturan meja variatif, ukuran kelas yang tepat, suhu ruang yang nyaman, pencahayaan yang memadai, ketenangan kelas terjaga, berbagai hiasan (poster-poster, pot-pot bunga).
b.   Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai.
Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah tugas yang terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai. Faktor ini adalah faktor internal, yang walaupun sudah berusaha dipenuhi, sering kali tidak mudah untuk mewujudkannya.Genius Learning menawarkan beberapa langkah praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:
1)    Ciptakan hubungan positif. Untuk menciptakannya, gunakan metode PARTIS  , yaitu: Perasaan diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tantantang, Identitas, dan Sukses.
Tip praktis untuk menciptakan Perasaan diterima:
o   Gunakan dan sebut nama anak dengan positif
o   Berikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri setiap anak
o   Bagi tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil
o   Kelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik
o   Kelompokkan anak dengan kawan yang belum ia kenal
o   Rayakan keberhasilan secara bersama-sama
o   Berikan pujian dan penghargaan pada saat-saat khusus

Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi:
o   Tunjukkan dan berikan contoh perilaku positif
o   Buat tembok aspirasi, suatu tembok atau tempat menempel aspirasi
o   Anjurkan murid untuk menggunakan kalimat positif “aku bisa ...”
o   Gunakan poster/alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari
o   Tetapkan target pribadi untuk murid

Tip praktis menciptakan Rasa aman:
o   Rancang proses pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil yang terukur yang dapat dimengerti setiap murid.
o   Perhatikan bahasa lisan yang digunakan dalam komunikasi
o   Berikan penilaian positif, misalnya: hitunglah berapa jawaban benar
o   Perkuat perilaku positif dengan memberikan pujian atas perilaku baik
o   Lakukan aktivitas bersama

Tip praktis menciptakan Tantangan:
o   Dorong murid melakukan self test sebagai bagian dari proses pembelajaran
o   Gunakan beragam jenis pengujian yang bersifat informal
o   Fokuskan peningkatan prestasi murid dengan membandingkan prestasi murid saat ini dengan prestasi sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid satu dengan yang lain
o   Bagi proses pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terukur
o   Berikan tanggung jawab dan peran bagi setiap murid secara bergantian
o   Bicarakan dengan murid metode penilaian yang akan digunakan untuk mengukur prestasi mereka.

Tip Praktis menciptakan Identitas :
o   Kenali murid: nama sampai latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan murid.
o   Berikan pujian dan penghargaan atas prestasi murid
o   Tetapkan target secara individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target itu
o   Temukan keunikan murid dan gunakan dalam komunikasi.
o   Dorong murid berani mengambil tanggung jawab

Tip praktis menciptakan budaya Sukses:
o   Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil maupun besar yang dicapai oleh murid dan berikan waktu untuk mendengar cerita sukses dibalik peristiwa itu.
o   Jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan keuletan untuk bisa mencapai keberhasilan.
o   Gunakan Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudah dan jelas.

2)    Guru berdiri di depan pintu kelas menyambut kedatangan murid dan menyalami murid satu persatu
3)    Sapa murid dengan menggunakan nama mereka masing-masing
4)    Buat catatan mengenai perkembangan diri setiap murid
5)    Gunakan poster: penyambutan, pelepasan, kalimat afirmatif, dll.
6)     Tempatkan meja guru dekat dengan meja murid
7)    Umpan balik dari murid
8)    Kelompok belajar           

2.    Hubungkan

Hubungkan pelajaran yang akan diajarkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid sebelumnya, konteksnya, dan apa yang dapat dilakukan oleh murid dengan pelajaran itu pada masa akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa diciptakan, hasilnya akan semakin baik.
Dapat digunakan strategi sebagai berikut:
a.    Mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka pendek kita. Dengan demikian, memori ini terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid diminta untuk menghubungkan (memikirkan) materi yang akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk menuliskan di atas kertas, apa yang muncul di pikirannya. Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang materi yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
b.    Gunakan gambar atau poster sebagai pemicu
Misalnya anda menggantungkan gambar manusia perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mereka melihat gambar tersebut. Laukan brain-storming. Catat apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompok-kelompok tertentu.
c.    Membangun ide/idea-build-up
Cara ini bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya materi yang akan diajarkan adalah mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui mengenai otak. Ia boleh menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui. Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi kertas mereka dengan pasangan lain. Lakukan ini hingga semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas mereka. Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai guru akan mendapat satu daftar, yang memberikan gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal yang diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu tuliskan daftar itu di papan tulis. Ajarkan materi mengenai otak berdasarkan informasi yang anda dapatkan dari murid anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan membuang waktu mengulang  apa yang telah mereka ketahui.


3.    Gambaran besar

Untuk lebih membantu menyiapkan pikiran murid dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi. Memberi gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada pikiran untuk menciptakan “folder” yang nantinya akan diisi dengan informasi. Folder ini akan diisi dengan informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap. Mengapa gambaran besar ini sangat mambantu? Prinsip kerjanya sama dengan fungsi gambar yang ada pada puzzle. Bayangkan bila anda harus menyusun puzzle yang terdiri dari 1000 keping gambar tanpa diberi gambar besarnya. Tentu akan sangat sulit dan membingungkan.
Strategi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.     Berikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari
b.    Jelaskan bagaimana cara anda akan mengajarkan materi pembelajaran dan berikan kata-kata kunci.
c.    Tulis atau buat gambaran besar, pada papan tulis, dari materi pelajaran yang akan anda sampaikan.
d.    Gunakan gambar, poster, flowchart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.
Gunakan kalimat, sebagai berikut:
1)    Pertanyaan yang ada di papan tulis adalah pertanyaan yang akan kita cari jawabannya bersama-sama melalui pelajaran / materi .....
2)    Poster yang saya pegang menunjukkan bagaimana proses pembelajaran kita akan dilakukan
3)    Berikut ini adalah kata-kata kunci yang akan kita pakai pada sesi  ini .....


4.    Tetapkan tujuan

Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dimulai. Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan kepada murid. Hasil yang akan dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh kelas, ada juga yang dijelaskan per kelompok, atau kadang dijelaskan kepada murid secara pribadi. Tulislah dengan huruf yang besar dan jelas di papan tulis sehingga murid dapat senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai. Tahap ini juga merupakan tahap goal-setting.
Ajarkan kepada murid cara untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa murid itu sendiri. Minta mereka untuk membuat goal secara detail, lebih baik kalau bisa secara tertulis.
Gunakan kalimat:
a.    Pada akhir sesi ini kita akan mengerti bahwa .... dan ....
b.    Marilah kita lihat dan amati goal yang telah kita tetapkan pada minggu lalu untuk ....
c.    Keluarkan kartu goal anda dan letakkan di meja ...
d.    Bacalah hasil yang ingin anda capai ( di dalam hati ) sebelum anda memberi tahu kawan anda ....
e.    Setelah kita menyelesaikan pelajaran ini, kita akan tahu bahwa target yang kita tetapkan telah tercapai dengan menggunakan parameter ....
f.     Anda akan menunjukkan bahwa anda bisa menerapkan materi ini kepada ....

5.    Pemasukan informasi

Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan gaya belajar. Metode penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga mengakomodasi gaya penciuman dan pengecapan. Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya, misalnya active concert, membaca dengan cara dramatisasi, menggunakan poster, gunakan pendekatan mendengar secara aktif dan berikan juga waktu untuk melakukan refleksi, review.
Lalu bagaimana tepatnya metode pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi masing-masing gaya belajar?

Visual:
a.    gerakan tubuh/body language
b.    buku/majalah
c.    grafik, diagram
d.    peta pikiran/mind mapping
e.    OHP/LCD/Komputer
f.     poster
g.    kolase
h.    flowchart
i.      Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap penting)
j.      kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas
k.    tulisan dengan warna yang menarik
l.      model/peralatan

Auditori:
a.    instruksi guru
b.    suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga
c.    membaca dengan keras
d.    pembicara tamu
e.    sesi tanya jawab
f.     rekaman ceramah/kuliah
g.    diskusi dengan teman
h.    belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi
i.      kuliah
j.      role play / permainan peran
k.    musik
l.      kerja kelompok

Kinestetik:
a.    merancang dan membuat aktivitas
b.    keterlibatan fisik
c.    field trip
d.    membuat model
e.    memainkan peran/skenario
f.     highlighting
g.    berjalan
h.    membuat mind mapping
i.      menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu
j.      waktu istirahat yang teratur

Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi sensori, anda juga harus memutuskan, pada level mana dari perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid akan diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis ataukah pada level evaluasi?

6.    Aktivasi

Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini masih bersifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa? Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke murid. Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati murid bahwa informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu melakukan proses aktivasi.
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa murid kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Dalam Genius Learning, digunakan teori Multiple Intelligences Gardner untuk mengakses berbagai bentuk kecerdasan yang ada dalam diri murid. Proses aktivasi sebenarnya proses sederhana. Dengan menggunakan kalimat di bawah ini sebenarnya anda telah melakukan proses aktivasi dalam diri murid.
Gunakan kalimat:
a.    Jelaskan kepada kawan anda yang mungkin masih belum mengerti
b.    Coba buat ringkasan dalam pikiran anda apa yang paling penting bagi diri anda
c.    Tentukan lima kata kunci dan coba cari kata lain yang memiliki arti serupa
d.    Ambil lima kata kunci ini dan coba membuat lagu yang lucu
e.    Jika anda harus menciptakan tarian untuk menjelaskan kata-kata ini, apakah yang akan anda lakukan?
f.     Bagaimana cara terbaik untuk membuat gambar dari kata kunci ini agar orang lain yang belum mengerti bisa segera memahaminya?
g.    Coba ingat kembali apa saja yang telah kita pelajari hari ini dan buatlah urutan sesuai dengan waktu materi ini diajarkan, buat urutan sesuai tingkat kepentingan dari materi tersebut
h.    Bila anda harus mengajari seekor hewan mengenai kata kunci tersebut, hewan mana yang akan anda ajarkan dan bagaimana caranya?
Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan di atas mengakses delapan kecerdasan Gardner. Sangat baik jika tahap aktivasi tersebut didasarkan pada jenis kecerdasan murid yang paling dominan. Oleh karena itu seorang guru seharusnya melakukan uji kecerdasan murid-muridnya.
Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara berpasangan atau secara berkelompok guna membangun kemampuan komunikasi dan kerja sama/kelompok. Dorong murid untuk membuat keputusan sendiri dan mengukur kemajuan yang mereka capai dibandingkan dengan kriteria sukses yang telah ditetapkan. Pada tahap ini murid menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Murid mengintegrasikan apa yang ia pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari
and sooo...
on





  Gabung sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar