A. Pengertian
Genius learning adalah
sebuah model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan
pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan
tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming,
motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya
belajar, multiple intelligences atau kecerdasan majemuk, teknik memori,
teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.
Dasar Genius Learning
adalah accelerated learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar
negeri, model pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated
Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and
Effective Learning. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu
bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan
menyenangkan. Lalu apa perbedaan antara Genius Learning dengan lainnya? Menurut
Adi W. Gunawan, perumus Genius Learning, perbedaannya adalah bahwa
Genius Learning telah memasukkan dan mempertimbangkan kondisi masyarakat
Indonesia secara umum, kebudayaan bangsa yang sangat beragam, kondisi sosial
ekonomi, sistem pendidikan nasional dan tujuan pendidikan yang utama, yaitu
menyiapkan anak-anak Indonesia untuk bisa menjalani hidupnya dengan berhasil
setelah mereka meninggalkan sekolah formal dan masuk ke Universitas Kehidupan.
Menurut Adi W. Gunawan
dalam bukunya “Genius Learning Strategy” ada sembilan prinsip dalam
Genius Learning, yaitu:
1. Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan
stimulus multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan demikian akan
menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2. Besarnya pengharapan / ekspektasi berbanding lurus dengan hasil yang
dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu
pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level sadar dan pikiran
bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran
yang positif dan bersifat pribadi
3. Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan
tantantang tinggi namun dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini otak neo-cortex
dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan
dengan maksimal.
4. Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai
banyak pilihan.
5. Musik membantu proses
pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu
untuk men-charge otak. Kedua, musik
membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik
dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
6. Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan
menggunakan teknik dan strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat dapat
ditingkatkan.
7. Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini,
yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
8. Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda
berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada
beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses
pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9. Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri
dan kanan, namun kedua belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah
suatu informasi.
B. Strategi
pembelajaran dengan model pembelajaran Genius Learning
Berdasarkan prinsip-prinsip
di atas dan lebih jauh berdasar pada cara kerja otak (yang dijelaskan dalam
sekian bab dalam buku Genius Learning Strategy), Adi W. Gunawan menawarkan
langkah-langkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai berikut:
1.
Suasana Kondusif
Inti Genius Learning adalah strategi
pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang
positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apapun yang
diterapkan di dalam kelas akan sia-sia. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan
iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses
pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak
demi tercapainya hasil yang maksimal. Untuk menciptakan suasana kondusif ini
ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a. Memenuhi kebutuhan fisik, yang
meliputi :
1)
Fisik murid: murid harus
dijauhkan dari lapar, kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin,
terlalu dibatasi gerak-geriknya.
2) Fisik dan fasilitas pendukung ruang belajar: Pengaturan meja variatif,
ukuran kelas yang tepat, suhu ruang yang nyaman, pencahayaan yang memadai,
ketenangan kelas terjaga, berbagai hiasan (poster-poster, pot-pot bunga).
b. Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai.
Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah tugas yang
terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai. Faktor ini
adalah faktor internal, yang walaupun sudah berusaha dipenuhi, sering kali
tidak mudah untuk mewujudkannya.Genius Learning menawarkan beberapa langkah
praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:
1)
Ciptakan hubungan positif. Untuk menciptakannya, gunakan metode PARTIS , yaitu: Perasaan diterima, Aspirasi,
Rasa aman, Tantantang, Identitas, dan Sukses.
Tip praktis untuk menciptakan Perasaan
diterima:
o Gunakan dan sebut nama anak dengan positif
o Berikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri setiap anak
o
Bagi
tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil
o Kelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik
o Kelompokkan anak dengan kawan yang belum ia kenal
o Rayakan keberhasilan secara bersama-sama
o Berikan pujian dan penghargaan pada saat-saat khusus
Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi:
o Tunjukkan dan berikan contoh perilaku positif
o
Buat
tembok aspirasi, suatu tembok atau tempat menempel aspirasi
o
Anjurkan
murid untuk menggunakan kalimat positif “aku bisa ...”
o Gunakan poster/alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari
o Tetapkan target pribadi untuk murid
Tip praktis menciptakan Rasa aman:
o Rancang proses pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil yang terukur
yang dapat dimengerti setiap murid.
o Perhatikan bahasa lisan yang digunakan dalam komunikasi
o Berikan penilaian positif, misalnya: hitunglah berapa jawaban benar
o Perkuat perilaku positif dengan memberikan pujian atas perilaku baik
o Lakukan aktivitas bersama
Tip praktis menciptakan Tantangan:
o Dorong murid melakukan self test sebagai bagian dari proses pembelajaran
o Gunakan beragam jenis pengujian yang bersifat informal
o Fokuskan peningkatan prestasi murid dengan membandingkan prestasi murid
saat ini dengan prestasi sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid
satu dengan yang lain
o Bagi proses pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
dan terukur
o Berikan tanggung jawab dan peran bagi setiap murid secara bergantian
o Bicarakan dengan murid metode penilaian yang akan digunakan untuk
mengukur prestasi mereka.
Tip Praktis menciptakan Identitas :
o Kenali murid: nama sampai latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan
murid.
o Berikan pujian dan penghargaan atas prestasi murid
o Tetapkan target secara individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka
bisa mencapai target itu
o Temukan keunikan murid dan gunakan dalam komunikasi.
o Dorong murid berani mengambil tanggung jawab
Tip
praktis menciptakan budaya Sukses:
o Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil maupun besar yang
dicapai oleh murid dan berikan waktu untuk mendengar cerita sukses dibalik
peristiwa itu.
o Jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan keuletan untuk bisa mencapai
keberhasilan.
o Gunakan Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur
dengan mudah dan jelas.
2)
Guru berdiri di depan pintu
kelas menyambut kedatangan murid dan menyalami murid satu persatu
3)
Sapa murid dengan
menggunakan nama mereka masing-masing
4)
Buat catatan mengenai
perkembangan diri setiap murid
5)
Gunakan poster:
penyambutan, pelepasan, kalimat afirmatif, dll.
6)
Tempatkan meja guru dekat dengan meja murid
7)
Umpan balik dari murid
8)
Kelompok belajar
2. Hubungkan
Hubungkan
pelajaran yang akan diajarkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid
sebelumnya, konteksnya, dan apa yang dapat dilakukan oleh murid dengan
pelajaran itu pada masa akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa
diciptakan, hasilnya akan semakin baik.
Dapat
digunakan strategi sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan
selalu membutuhkan jawaban. Untuk
bisa menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka
pendek kita. Dengan demikian, memori ini terisi informasi baru dan menggeser
informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk
menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid diminta untuk menghubungkan
(memikirkan) materi yang akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah
mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa
yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk
menuliskan di atas kertas, apa yang muncul di pikirannya. Ini akan semakin
memperkuat pikirannya tentang materi yang akan dipelajari dan dengan demikian
akan menghapus informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada
hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
b.
Gunakan
gambar atau poster sebagai pemicu
Misalnya anda menggantungkan gambar manusia
perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat
mereka melihat gambar tersebut. Laukan brain-storming. Catat
apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup
banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompok-kelompok tertentu.
c. Membangun ide/idea-build-up
Cara
ini bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya materi yang akan diajarkan adalah
mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas
kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui
mengenai otak. Ia boleh menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling
membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini
akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui.
Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi kertas mereka dengan pasangan
lain. Lakukan ini hingga semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas
mereka. Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai guru akan mendapat
satu daftar, yang memberikan gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal
yang diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu tuliskan daftar itu
di papan tulis. Ajarkan materi mengenai otak berdasarkan informasi yang anda
dapatkan dari murid anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan
membuang waktu mengulang apa yang telah
mereka ketahui.
3. Gambaran besar
Untuk
lebih membantu menyiapkan pikiran murid dalam menyerap materi yang diajarkan,
sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big
picture) dari keseluruhan materi. Memberi gambaran besar ini berfungsi
sebagai perintah kepada pikiran untuk menciptakan “folder” yang nantinya akan
diisi dengan informasi. Folder ini akan diisi dengan informasi yang sejalan
pada saat proses pemasukan informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi
pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap. Mengapa gambaran besar ini
sangat mambantu? Prinsip kerjanya sama dengan fungsi gambar yang ada pada
puzzle. Bayangkan bila anda harus menyusun puzzle yang terdiri dari 1000 keping
gambar tanpa diberi gambar besarnya. Tentu akan sangat sulit dan membingungkan.
Strategi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Berikan ringkasan dari apa yang
akan dipelajari
b. Jelaskan bagaimana cara anda akan mengajarkan materi pembelajaran dan
berikan kata-kata kunci.
c.
Tulis
atau buat gambaran besar, pada papan tulis, dari materi pelajaran yang akan
anda sampaikan.
d.
Gunakan
gambar, poster, flowchart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat
terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.
Gunakan kalimat, sebagai berikut:
1) Pertanyaan yang ada di papan tulis adalah pertanyaan yang akan kita cari
jawabannya bersama-sama melalui pelajaran / materi .....
2) Poster yang saya pegang menunjukkan bagaimana proses pembelajaran kita
akan dilakukan
3) Berikut ini adalah kata-kata kunci yang akan kita pakai pada sesi ini .....
4. Tetapkan tujuan
Pada tahap inilah proses pembelajaran baru
dimulai. Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan
kepada murid. Hasil yang akan dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh
kelas, ada juga yang dijelaskan per kelompok, atau kadang dijelaskan kepada
murid secara pribadi. Tulislah dengan huruf yang besar dan jelas di papan tulis
sehingga murid dapat senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran yang
akan segera mereka mulai. Tahap ini juga merupakan tahap goal-setting.
Ajarkan kepada murid cara untuk mencapai hasil
yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa murid itu sendiri. Minta
mereka untuk membuat goal secara detail, lebih baik kalau bisa secara tertulis.
Gunakan
kalimat:
a. Pada akhir sesi ini kita akan mengerti bahwa .... dan ....
b. Marilah kita lihat dan amati goal yang telah kita tetapkan pada minggu
lalu untuk ....
c. Keluarkan kartu goal anda dan letakkan di meja ...
d. Bacalah hasil yang ingin anda capai ( di dalam hati ) sebelum anda
memberi tahu kawan anda ....
e. Setelah kita menyelesaikan pelajaran ini, kita akan tahu bahwa target
yang kita tetapkan telah tercapai dengan menggunakan parameter ....
f. Anda akan menunjukkan bahwa anda bisa menerapkan materi ini kepada ....
5. Pemasukan informasi
Pada
tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan gaya belajar. Metode
penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya
belajar visual, auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga
mengakomodasi gaya
penciuman dan pengecapan. Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat
diakses apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan
strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya, misalnya active concert,
membaca dengan cara dramatisasi, menggunakan poster, gunakan pendekatan
mendengar secara aktif dan berikan juga waktu untuk melakukan refleksi, review.
Lalu
bagaimana tepatnya metode pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi
masing-masing gaya
belajar?
Visual:
a. gerakan tubuh/body language
b.
buku/majalah
c.
grafik, diagram
d. peta pikiran/mind mapping
e.
OHP/LCD/Komputer
f.
poster
g.
kolase
h. flowchart
i.
Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap penting)
j.
kata-kata kunci yang
dipajang di sekeliling kelas
k.
tulisan dengan warna yang
menarik
l.
model/peralatan
Auditori:
a.
instruksi guru
b.
suara
yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga
c.
membaca dengan keras
d.
pembicara tamu
e.
sesi tanya jawab
f.
rekaman ceramah/kuliah
g.
diskusi dengan teman
h.
belajar
dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi
i.
kuliah
j.
role play / permainan peran
k.
musik
l.
kerja kelompok
Kinestetik:
a.
merancang dan membuat
aktivitas
b.
keterlibatan fisik
c.
field trip
d.
membuat model
e.
memainkan peran/skenario
f.
highlighting
g.
berjalan
h.
membuat mind mapping
i.
menggunakan gerakan tubuh
untuk menjelaskan sesuatu
j.
waktu istirahat yang
teratur
Selain
memperhatikan cara penyampaian yang multi sensori, anda juga harus memutuskan,
pada level mana dari perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid akan
diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis ataukah pada level evaluasi?
6. Aktivasi
Saat murid menerima informasi melalui proses
pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini masih bersifat pasif. Murid
masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa?
Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke murid.
Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk
menimbulkan perasaan di hati murid bahwa informasi yang barusan diajarkan
adalah benar-benar milik mereka, kita perlu melakukan proses aktivasi.
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa
murid kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang
diajarkan. Dalam Genius Learning, digunakan teori Multiple Intelligences
Gardner untuk mengakses berbagai bentuk kecerdasan yang ada dalam diri murid.
Proses aktivasi sebenarnya proses sederhana. Dengan menggunakan kalimat di bawah
ini sebenarnya anda telah melakukan proses aktivasi dalam diri murid.
Gunakan
kalimat:
a. Jelaskan kepada kawan anda yang mungkin masih belum mengerti
b. Coba buat ringkasan dalam pikiran anda apa yang paling penting bagi diri
anda
c. Tentukan lima
kata kunci dan coba cari kata lain yang memiliki arti serupa
d. Ambil lima
kata kunci ini dan coba membuat lagu yang lucu
e. Jika anda harus menciptakan tarian untuk menjelaskan kata-kata ini,
apakah yang akan anda lakukan?
f. Bagaimana cara terbaik untuk membuat gambar dari kata kunci ini agar
orang lain yang belum mengerti bisa segera memahaminya?
g. Coba ingat kembali apa saja yang telah kita pelajari hari ini dan
buatlah urutan sesuai dengan waktu materi ini diajarkan, buat urutan sesuai
tingkat kepentingan dari materi tersebut
h. Bila anda harus mengajari seekor hewan mengenai kata kunci tersebut,
hewan mana yang akan anda ajarkan dan bagaimana caranya?
Sebenarnya
pertanyaan-pertanyaan di atas mengakses delapan kecerdasan Gardner. Sangat baik jika tahap aktivasi
tersebut didasarkan pada jenis kecerdasan murid yang paling dominan. Oleh
karena itu seorang guru seharusnya melakukan uji kecerdasan murid-muridnya.
Aktivasi
bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara
berpasangan atau secara berkelompok guna membangun kemampuan komunikasi dan
kerja sama/kelompok. Dorong murid untuk membuat keputusan sendiri dan mengukur
kemajuan yang mereka capai dibandingkan dengan kriteria sukses yang telah
ditetapkan. Pada tahap ini murid menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang
ia pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Murid mengintegrasikan apa
yang ia pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang ia
pelajari
on
Gabung sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar